– Kawan Puan, tak dapat dimungkiri bahwa bullying bisa terjadi pada anak anak. Sebagai orang tua, rasanya pasti menyakitkan mengetahui buah hati ditindas orang lain. Bahkan, jika bisa membalas mereka dengan cara yang sama. Namun jika Kawan Puan membalasnya dengan cara yang sama, apa bedanya dengan pelaku bullying ?
Nah, perlu sekali mengajarkan kepada anak anak untuk memberikan perlindungan bagi dirinya sendiri saat mengalami perundungan. Alih alih menindas balik, ajarkan mereka untuk membalas dengan cara yang elegan dan tidak merusak harga diri orang lain. Dengan begitu, anak anak akan tampil percaya diri dan menganggap perundungan itu adalah urusan mereka, bukan apa yang sebenarnya terjadi pada anak anak.
Sebagaimana dikutip dari Bright Side, berikut ini cara mengajarkan anak menghadapi bullying tanpa melukai harga diri orang lain. Bicaralah dengan anak kamu tentang apa yang terjadi di sekolah, serta buat mereka merasa didengar dan dipahami. Mengetahui bahwa kamu berada di sisinya untuk membantu dan mendukung mereka bisa sangat melegakan bagi anak.
Cobalah untuk tidak bereaksi dengan emosi yang kuat karena anak akan menjadi enggan berbicara denganmu karena takut kamu akan marah saat bercerita di lain waktu. Tentu saja, jangan mencoba mencari alasan dalam perilaku anak kamu untuk menjelaskan mengapa mereka diejek. Itu bukan salah mereka, dan jika kamu menyalahkan mereka, itu hanya akan membuat mereka semakin cemas.
Sebagai anak kecil, mungkin sulit untuk membela diri sendiri. Beberapa anak dapat melakukannya, tetapi yang lainnya lebih malu dan ragu ragu. Jadi, ajarkan pada anak kamu bahwa tidak apa apa untuk meminta pertolongan dan bantuan dari orang dewasa di sekitarnya, termasuk guru. Tujuannya, agar anak kamu tidak terus menerus mengalami penindasan dan memberi pesan bahwa meminta bantuan orang lain saat merasa membutuhkan itu bukanlah sikap yang salah.
Jika tidak bisa menghadapinya sendiri, bantuan tersebut akan mendukung dan melindungi anak kamu dari perundungan. Pelaku bullying ingin mendapatkan reaksi emosional dari anak kamu, jadi marah atau menangis hanya akan menyebabkan lebih banyak ejekan yang menimpanya. Ajari anak untuk mencoba mengabaikan pelaku, seolah olah itu tidak terlihat dan tidak terjadi. Kemudian, melangkah oergi jika memungkinkan.
Bahkan, saat anak kamu memberikan perhatian hanya dengan menatap dan memberikan senyuman saja, itu justru membuat pelaku bingung dengan reaksi yang tidak terduga. Jika anakmu berhasil melakukannya dan bercerita padamu, pujilah mereka karena sudah bereaksi seperti yang sudah diajarkan. Mengubah ejekan menjadi pujian adalah reaksi yang dipaksakan dan gampang gampang susah, tapi ini cukup membantu anak untuk bereaksi dengan cara lain.
Tentu saja, pelaku bullying ingin membuat anak lain merasa terluka, tetapi mereka tidak dapat melakukannya jika kamu mengajari anakmu untuk mengubah sesuatu yang negatif menjadi sesuatu yang positif. Misalnya, jika anak kamu memakai kacamata dan pelaku menyebutnya "bermata empat", maka anak kamu dapat berterima kasih kepada mereka karena memperhatikan spesifikasinya. Seperti mengatakan, "Wah, ternyata selama ini kamu sangat perhatian sekali padaku. Aku terharu, terima kasih ya."
Ini pasti akan membingungkan pelaku bullying , dan mereka mungkin tidak ingin melakukannya lagi karena mengetahui bahwa tidak akan mendapatkan reaksi yang diharapkan. Kawan Puan, itulah tips mengajarkan anak menghadapi bullying tanpa melukai harga diri orang lain lebih baik daripada balas dendam. Tujuannya, memperkuat rasa percaya diri pada anak dan melindungi harga diri mereka sendiri tanpa menyakiti orang lain.
Yuk ajari anak anak kit acara menghadapi bullying tersebut, Kawan Puan! (*) Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.